Pengembangan
Kawasan Industri = Bencana Ekosistem Teluk Balikpapan
TELUK
Balikpapan begitu kaya potensi, antara lain, sektor perikanan, dan ekowisata.
Ia juga terkenal dengan daerah hijau. Sebab, orang bisa menikmati habitat alami
hanya dalam satu jam dari bandara Sepinggan, ataupun 45 menit dari pusat kota.
Namun, semua ini
bakal hilang jika ada pengembangkan Kawasan Industri Kariangau (KIK) seluas
5.130 hektare di Teluk itu, secara administrasi masuk Kelurahan
Kariangau, Kecamatan Balikpapan Barat, Kota Balikpapan.
Dalam
makalah Forum Peduli Teluk Balikpapan menyebutkan, awal mula master plan
KIK yang diusulkan Kapet Sasamba, selaku konsultan pemerintah Kalimantan Timur
(Kaltim), seluas 2.189 hektare. Dengan jangkauan dari Teluk Kariangau sampai
Teluk Waru.
Koordinator Forum Peduli Teluk Balikpapan
(FPTB) Husain Suwarno mengatakan, rencana pelestarian kawasan hutan di Teluk
Balikpapan menghadapi tantangan berat. FPTB menemukan, hutan dengan nilai
konservasi tinggi di Teluk Balikpapan telah rusak. Ini terjadi di wilayah
Sungai Tempadung, Berenga dan Tengah.
Sepanjang Desember 2016 hingga Januari 2017,
FPTB mencatat ada pembukaan lahan lebih dari lima hektare di hulu Sungai
Berenga Tengah yang masuk perluasan Kawasan Industri Kariangau (KIK). Selain
itu Teluk Balikpapan juga merupakan urat nadinya ribuan nelayan di sekitar
Balikpapan dan Penajam Paser Utara (PPU).
Hampir setiap saat kawasan Teluk Balikpapan
selalu terancam. Sebelumnya, pihaknya mendapat temuan di medio November 2016.
Yakni, Perusahaan Sawit PT. Dermaga Kencana Indonesia (PT. DKI, Kencana Agro
Ltd. Group) diduga telah merusak sekitar 23 hektare hutan dengan nilai
konservasi tinggi. Di lahan itu dibangun pabrik pengolahan minyak sawit mentah (crude palm oil), di Muara Sungai
Tempadung. Sekarang PT. DKI, berencana memperluas areanya
warga meminta keseriusan Pemerintah Kota
Balikpapan dan Pemerintah Provinsi Kalimtan Timur untuk mengoptimalkan fungsi
pengawasan. Tujuannya, agar kegiatan spekulasi lahan yang berujung pada
perusakan lingkungan hidup bisa dicegah. Selain itu, keberadaan perusahaan yang
beroperasi di Kawasan Industri Kariangau juga dipantau ketat. Teluk
Balikpapan juga merupakan urat nadinya ribuan nelayan di sekitar Balikpapan dan
Penajam Paser Utara (PPU).
Sumber : http://www.mongabay.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar